Tentunya sudah tidak asing lagi kan dengan kata "Cerpen". Cerpen sendiri mempunyai arti yaitu jenis karya sastra yang berbentuk prosa naratif fiktif/fiksi dimana isinya menceritakan/menggambarkan kisah suatu tokoh beserta segala konflik dan penyelesaiannya, yang ditulis secara ringkas dan padat. (sumber: maxmanroe.com)
Dibawah ini adalah cerpen yang saya buat yang berjudul "Dia, Kembali"
Selamat membaca, dan jangan lupa untuk memberikan kritik dan saran dikolom komentar. Enjoy. . .
Zain : Kamu mau lanjut kemana?
Nasya : Aku sih rencana mau melanjutkan ke salahsatu universitas di Jakarta, karena aku setelah ini akan ikut tinggal dengan kakak ku yang sudah berkeluarga disana
Zain : Oh gitu yah,
Nasya : Iya, kamu sendiri gimana, Jadi?
Zain : InsyaAllah aku jadi kesana. Doain mudah-mudahan disana betah ya, maafin juga kalo ada salah kata sama perbuatan yang sengaja maupun engga disengaja. Bakal kangen deh sama kamu. Hehe.
Nasya : Apaan sih, ko jadi kaya perpisahan terakhir gini. Kesannya tuh kaya bakal ngga ketemu lagi
Zain : Bukan gitu, kan disana 4 tahun, mengabdi 2 tahun, terus disana juga tanpa hp kecuali keadaan tertentu, tapi aku usahain bakal ngasih kabar ke kamu kok, tenang aja Sya. Eh udah dulu ya, aku mau lanjut beres-beres soalnya besok udah harus berangkat. Semangat terus Sya! Assalamu’alaikum. . .
Nasya : Wa’alaikumsalam. . .
Zain : InsyaAllah aku jadi kesana. Doain mudah-mudahan disana betah ya, maafin juga kalo ada salah kata sama perbuatan yang sengaja maupun engga disengaja. Bakal kangen deh sama kamu. Hehe.
Nasya : Apaan sih, ko jadi kaya perpisahan terakhir gini. Kesannya tuh kaya bakal ngga ketemu lagi
Zain : Bukan gitu, kan disana 4 tahun, mengabdi 2 tahun, terus disana juga tanpa hp kecuali keadaan tertentu, tapi aku usahain bakal ngasih kabar ke kamu kok, tenang aja Sya. Eh udah dulu ya, aku mau lanjut beres-beres soalnya besok udah harus berangkat. Semangat terus Sya! Assalamu’alaikum. . .
Nasya : Wa’alaikumsalam. . .
Wahhhhhh, sudah 6 tahun terlewat, dia apa kabar ya, apakah sehat?
Nah kan jadi flashback gara-gara ga sengaja baca chat yang masih belum dihapus.
. . .
Dia Zain, lengkapnya Iqbal Zain, teman dekat sewaktu masih dibangku SMA, hampir semua hal tentang ku dia tau. Semenjak Zain melanjutkan kuliah sambil mondok jarang sekali kasih kabar, kadang 2 bulan sekali, itu pun singkat dan hanya bisa lewat media sosial. Beda banget dengan dulu yang hampir setiap hari ada chat dari Zain.
Dan aku Nasya Alfira, setelah lulus kuliah sekarang bekerja disalahsatu perusahaan yang bergerak dibidang properti di Jakarta.
Dia Zain, lengkapnya Iqbal Zain, teman dekat sewaktu masih dibangku SMA, hampir semua hal tentang ku dia tau. Semenjak Zain melanjutkan kuliah sambil mondok jarang sekali kasih kabar, kadang 2 bulan sekali, itu pun singkat dan hanya bisa lewat media sosial. Beda banget dengan dulu yang hampir setiap hari ada chat dari Zain.
Dan aku Nasya Alfira, setelah lulus kuliah sekarang bekerja disalahsatu perusahaan yang bergerak dibidang properti di Jakarta.
“Hey!! ” salahsatu teman kantor menepuk pundak dan
mengagetkanku
“Kamu tuh kebiasaan yah ngagetin kaya gitu, kalo jantungan gimana? Bisa tamat nanti” Jawabku
“Lagian tumben banget melamun kaya gitu, habis baca apaan sih di hp? Settt! sini dong aku ikut baca juga. Zain? Siapa dia? Terus chat dari tahun kapan ini Sya, kok kamu ngga hapus? Kenapa? Spesial ya? Hahaha” Jahilnya sambil merebut hp dari genggamanku
“Dia cuma temen ko, bukan siapa-siapa. Udah balikin sini hp nya terus ayo kita pulang. Kamu mau ikut pulang apa mau nginep aja disini” singkatku
“Let’s goooooo kita pulang. . . . .”
Ditengah perjalanan pulang hp ku berdering. Setelah kulihat layar hp ternyata telpon dari ibu.
“Kamu tuh kebiasaan yah ngagetin kaya gitu, kalo jantungan gimana? Bisa tamat nanti” Jawabku
“Lagian tumben banget melamun kaya gitu, habis baca apaan sih di hp? Settt! sini dong aku ikut baca juga. Zain? Siapa dia? Terus chat dari tahun kapan ini Sya, kok kamu ngga hapus? Kenapa? Spesial ya? Hahaha” Jahilnya sambil merebut hp dari genggamanku
“Dia cuma temen ko, bukan siapa-siapa. Udah balikin sini hp nya terus ayo kita pulang. Kamu mau ikut pulang apa mau nginep aja disini” singkatku
“Let’s goooooo kita pulang. . . . .”
Ditengah perjalanan pulang hp ku berdering. Setelah kulihat layar hp ternyata telpon dari ibu.
“Assalamu’alaikum, Iya ibu? Ko tumben banget malem-malem
gini telpon?”
“Wa’alaikumsalam, Ibu pengin ngobrol aja sama kamu Sya”
“Ibu ngga kenapa-kenapa? Ibu sehat kan?” cemasku
“Alhamdulillah ibu sehat. Besok kan sabtu, kamu bisa pulang kerumah?, ada yang ingin ibu bicarakan Sya”
“Baik bu, besok aku kesana. Assalamu’alaikum. . .”
“Wa’alaikumsalam, Ibu pengin ngobrol aja sama kamu Sya”
“Ibu ngga kenapa-kenapa? Ibu sehat kan?” cemasku
“Alhamdulillah ibu sehat. Besok kan sabtu, kamu bisa pulang kerumah?, ada yang ingin ibu bicarakan Sya”
“Baik bu, besok aku kesana. Assalamu’alaikum. . .”
“Ada apa ini. . .?” Dalam hati dengan rasa tidak enak
Setelah ibu telpon tadi hati dan pikiranku menjadi tidak tenang, setiba dirumah aku bercerita pada kakak bahwa ibu tadi telpon dan ingin aku pulang menemui ibu. Aku sempat khawatir lantaran ibu baru sembuh dari sakit. Tapi kakak meyakinkanku bahwa tak akan terjadi apa-apa pada ibu.
Setelah ibu telpon tadi hati dan pikiranku menjadi tidak tenang, setiba dirumah aku bercerita pada kakak bahwa ibu tadi telpon dan ingin aku pulang menemui ibu. Aku sempat khawatir lantaran ibu baru sembuh dari sakit. Tapi kakak meyakinkanku bahwa tak akan terjadi apa-apa pada ibu.
Keesokan harinya. . .
Matahari tidak bersinar secerah biasanya, hari ini ditemani oleh awan mendung yang seakan menjadi pertanda akan datangnya hujan. Dan benar saja, tak lama hujan pun datang, ini semakin membuat ku khawatir tentang ibu. Sepanjang perjalanan pikiranku dipenuhi dengan ibu, aku memikirkan hal yang tidak-tidak terjadi pada ibu. Akupun menghela nafas dan berkata dalam hati “Tenang Sya, ibu pasti baik-baik aja”
Tak lama akupun tiba di halaman rumah ibu. Aku menjadi
bingung nampaknya ada banyak orang didalam, tanpa pikir panjang aku langsung
masuk kedalam rumah. Aku semakin bingung, kenapa ada seorang pemuda duduk
disana, sepertinya aku juga tak asing dengan wajah itu. Benar, itu Zain. Ada
Zain dan oragtuanya disana. Ada apa? Aku langsung duduk disamping ibu. Lalu Ibu
menjelaskan maksud kedatangan Zain dan keluarga kesini untuk apa.
Setelah mengetahui semuanya, entah kenapa tiba-tiba perasaanku berubah. Yang tadinya khawatir menjadi bingung dan juga senang. Raut wajah Zain juga terlihat bahagia.
Lalu, ayah Zain membuka pembicaraan
“Bagini bu langsung saja, kedatangan saya dan keluarga kemari melamar putri ibu, Nasya Alfira untuk anak saya Zain, mudah-muadahan ibu dan Nasya bisa menerima niat baik kami”
“Kalau ini sih terserah pada Nasya saja, saya sebagai ibu akan mendukung pilihan anak, kalau selama itu baik dan anak menyukainya” jawab ibu
Aku diam sejenak memikirkan apa yang harus ku katakan sebagai jawabannya. Karena ini keputusan yang besar dan pastinya akan menuju ke jenjang yang serius yaitu pernikahan. Tentu aku senang, karena pemuda yang melamarku adalah Zain, teman dekatku dulu
Setelah mengetahui semuanya, entah kenapa tiba-tiba perasaanku berubah. Yang tadinya khawatir menjadi bingung dan juga senang. Raut wajah Zain juga terlihat bahagia.
Lalu, ayah Zain membuka pembicaraan
“Bagini bu langsung saja, kedatangan saya dan keluarga kemari melamar putri ibu, Nasya Alfira untuk anak saya Zain, mudah-muadahan ibu dan Nasya bisa menerima niat baik kami”
“Kalau ini sih terserah pada Nasya saja, saya sebagai ibu akan mendukung pilihan anak, kalau selama itu baik dan anak menyukainya” jawab ibu
Aku diam sejenak memikirkan apa yang harus ku katakan sebagai jawabannya. Karena ini keputusan yang besar dan pastinya akan menuju ke jenjang yang serius yaitu pernikahan. Tentu aku senang, karena pemuda yang melamarku adalah Zain, teman dekatku dulu
“Jadi bagaimana nak Nasya, ?” lanjut ayah Zain
“Bismillahirrahmanirrahim, baik pak saya terima lamarannya. . .”
“Alhamdulillah. . .” suara bahagia orang di sekelilingku
“Bismillahirrahmanirrahim, baik pak saya terima lamarannya. . .”
“Alhamdulillah. . .” suara bahagia orang di sekelilingku
Semua terlihat senang, tak terkecuali Zain, dia melihat
kearahku dan tersenyum sangat manis. Senyum yang biasa dia perlihatkan ketika
sedang bahagia.
Setelah acara selesai, aku langsung memeluk ibu erat-erat dan berkata,
“Kenapa ibu ngga jelasin semuanya ditelpon? Kan aku bisa mempersiapakan dulu
sebelumnya bu, dan kesini bersama kakak”
“Apa yang mau dipersiapkan? Lagian kakak mu sudah ibu kasih tahu, dan katanya juga ada keperluan yang harus diselesaikan hari itu juga, dan nak Zain yang minta ini dirahasaiakan supaya jadi kejutan buat kamu. Yasudahlah sana masuk kamar istirahat, kamu pasti capek.” Jawab ibu
"Ternyata kakak sudah tahu tentang hal ini? Pantesan sebelum Nasya kesini kakak nyuruh buat pakai pakaian yang rapi. Ya sudah Nasya masuk ke kamar dulu"
“Apa yang mau dipersiapkan? Lagian kakak mu sudah ibu kasih tahu, dan katanya juga ada keperluan yang harus diselesaikan hari itu juga, dan nak Zain yang minta ini dirahasaiakan supaya jadi kejutan buat kamu. Yasudahlah sana masuk kamar istirahat, kamu pasti capek.” Jawab ibu
"Ternyata kakak sudah tahu tentang hal ini? Pantesan sebelum Nasya kesini kakak nyuruh buat pakai pakaian yang rapi. Ya sudah Nasya masuk ke kamar dulu"
Setelah selesai mandi aku duduk di kursi dekat jendela dan
melihat senja nan elok. Sepertinya langit juga merasakan kebahagiaan yang ku
rasakan saat ini.
kling kling kling. . . hp ku berbunyi, setelah kulihat ada pesan masuk dari nomer yang tak kukenal.
“ Assalamu’alaikum Sya, ini aku Zain. Kamu sehat kan? Lama tak jumpa. Maaf sebelumnya karena tidak memberitahu terlebih dahulu, tapi aku sudah siap dan yakin ini waktunya, melihat kamu lagi setelah beberapa tahun ternyata kamu banyak berubah, dan pastinya semakin cantik. Hehe. Terimakasih sudah menerima lamaranku. Dan mudah-mudahan Allah SWT selalu memberi kelancaran untuk kedepannya. Aamiin. Oh ya, kamu bisa simpan nomer ini dan hubungi aku kalo kamu kangen ya. Hehehe. Kamu sekarang istirahat. Assalamu’alaikum Sya” begitulah isi pesannya
kling kling kling. . . hp ku berbunyi, setelah kulihat ada pesan masuk dari nomer yang tak kukenal.
“ Assalamu’alaikum Sya, ini aku Zain. Kamu sehat kan? Lama tak jumpa. Maaf sebelumnya karena tidak memberitahu terlebih dahulu, tapi aku sudah siap dan yakin ini waktunya, melihat kamu lagi setelah beberapa tahun ternyata kamu banyak berubah, dan pastinya semakin cantik. Hehe. Terimakasih sudah menerima lamaranku. Dan mudah-mudahan Allah SWT selalu memberi kelancaran untuk kedepannya. Aamiin. Oh ya, kamu bisa simpan nomer ini dan hubungi aku kalo kamu kangen ya. Hehehe. Kamu sekarang istirahat. Assalamu’alaikum Sya” begitulah isi pesannya
Jantungku berdetak semakin kencang tak berirama setelah
membaca pesan itu. Sejujurnya aku juga sangat senang. Terimakasih ya Allah
telah menjawab do’a ku, memberiku pria yang soleh, baik. Dan lancarkanlah
segala sesuatu untuk kedepanya. Aamiin Ya Robbal Alamin.
No comments:
Post a Comment